Jumat, 25 Oktober 2013
Selasa, 01 Oktober 2013
Apatisme & Pragmatisme Masyarakat Terhadap Pemilu
Kesadaran politik setiap masyarakat akan sangat berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dikarenakan berbagai faktor yang akhirnya akan menghasilkan pemikiran masyarakat yang apatis dan pragmatis serta sebaliknya aktif dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya Pemilu. Beberapa bulan terakhir penulis melakukan pendekatan dan komunikasi langsung dengan masyarakat di tempat daerah pemilihan, memang benar bahwa sebagian masyarakat memiliki kecenderungan kearah apatis dan pragmatis, namun ada pula yang bersemangat untuk ikut melakukan perubahan karena sudah merasa jengkel dengan kondisi dan keadaan politik serta kepemimpinan saat ini. Keadaan tersebut diperparah karena hampir sebagian besar anggota legislatif ditingkat pusat mencalonkan kembali sebagai anggota DPR-RI. Mereka justru akan membuat masyarakat bosan dan jenuh karena janji-janji mereka dahulu dan perilaku korup yang akhirnya membuat masyarakat menderita. Bagi beberapa caleg pemula, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri dan selalu berusaha menyadarkan masyarakat betapa pentingnya partisipasi kita terhadap semua proses Pemilu untuk mengubah kondisi bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Bagi sebagian masyarakat yang sadar, mereka tidak segan-segan melakukan penyadaran kepada masyarakat lainnya untuk aktif dan paham betapa pentingnya hasil Pemilu bagi legislatif maupun eksekutif bagi kemajuan dan pencapaian cita-cita bangsa dan negara. Mereka kritis terhadap kondisi bangsa saat ini, dan hal tersebut menjadi penyemangat bagi para Caleg yang memiliki idealisme dan yang memiliki visi Perubahan.
Aktivis 98
Perjuangan Aktivis 98 ternyata harus dilanjutkan ke jalur politik praktis, tiada lain tujuan kawan-kawan adalah mengharapkan negara dan bangsa menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Follow: @Mfathurochman & link: http://www.youtube.com/watch?v=WY-L0klkscI
Langganan:
Postingan (Atom)